Selasa, 16 Juni 2009

Membaca Tanda-tanda Alam Untuk Memancing


Keberadaan ikan di laut selalu ditandai dengan gejala-gejala alam yang ada. Bagi mania laut membaca tanda-tanda keadaan alam paling tidak menjadi pengetahuan dasar untuk keberhasilan memancing. Nah, sebenar tanda alam apa saja yang perlu diketahui oleh mania mancing? Banyak Burung Banyak burung merupakan tanda-tanda alam pertama. Salah satu panduan bahwa di lokasi ada ikan adalah dengan hadirnya banyak burung. Burung-burung tersebut adalah sedang mencari makanan yang secara kebetulan di permukaan air terdapat banyak ikan-ikan kecil. Yang ikut menikmati ‘hidangan’ ikan-ikan kecil bukan hanya burung-burung yang terbang di udara saja, namun ikan-ikan ukuran sedang dan besarpun ikut berpesta. Sudah menjadi hukum alam atau hukum rantai makanan bahwa ikan-ikan besar selalu memakan ikan kecil. Jadi bila banyak ikan kecil di lokasi tersebut pasti di sekitarnya terdapat ikan-ikan besar.
Nah, memancing trolling di sekitar kumpulan ikan lebih menjanjikan dibanding memancing di lokasi yang tidak jelas ada tanda-tanda keberadaan ikan. Bahkan saya sering melihat banyak mania mancing yang berhasil mendapat ikan tuna besar atau marlin di kumpulan burung-burung.

Sampah Kayu

Ciri kedua sebagai lokasi ikan adalah adanya sampah kayu di tengah laut. Batang pohon yang terhanyut arus ditengah laut membawa plankton-plankton kecil. Kumpulnya bayak plankton membuat ikan kecil pun beramai-ramai makan plankton. Karena banyak ikan kecil di sekitar sampah kayu ternyata mengundang perhatian ikan-ikan yang lebih besar seperti ikan lemadang misalnya.

Banyak kapten kapal yang mencari ikan lemadang dengan cara trolling dilokasi tersebut dan berhasil. Selain ikan lemadang terkadang terdapat ikan tenggiri, wahu dan barakuda.

Karang

Ciri ketiga sebagai lokasi ikan adalah keberadan karang di tengah laut. Karang merupakan struktur yang keras yang berupa bebatuan. Di dalam karang ternyata banyak tumbuh biota-biota dan rumput- rumput karang yang menjadi rumah ikan. Ikan-ikan kecil biasanya banyak mencari makan dan berlindung di lokasi yang berkarang.

Sebagai lokasi persembunyian ikan-ikan kecil maka di sekitar karang menjadi stok makanan bagi ikan-ikan besar maupun ikan predator.

Mancing di karang memang menjanjikan. Pertanyaannya bagaimana kita bisa mengetahui bahwa di dalam laut terdapat karang cetek (dangkal) maupun karang dalam? Dahulu sebelum ada alat elektronik semacam depth sounder maupun Global Position System (GPS) para nelayan hanya melihat ombak yang di permukaan air. Setelah mereka menduga ada karang di bawah dengan panduan ombak, merekapun lantas menurunkan timah pemberat dan mengalisa struktur apa yang ada di dasar. Cara ini oleh nelayan disebut dengan nama ngelot.

Tubiran laut

Tada alam yang menjadi lokasi ikan yang keempat adalah tubiran laut (drop off) dasar laut dari yang plat tiba-tiba kedalaman mendadak ke dalam atau seperti jurang, di sinilah merupakan lokasi ikan. Banyaknya ikan di lokasi ini arus laut yang membawa plankton naik ke atas sehingga sehingga mengundang banyak ikan kecil di lokasi tersebut dan ikan kecil menjadi perhatian ikan besar.

Gunung di Laut

Layaknya sebuah di daratan, struktur dasar lautan ada yang menyerupai gunung, jika ada lokasi tersebut para mani menyebutnya dengan nama sea mount reef. Lantaran arus tertahan oleh gunung sehingga arus naik membuat arus yang membawa plankton meimpah di sana, sehingga ikan di sana banyak. Selain tertahannya arus, gunung di tenah laut juga menyuburkan karang-karang yang menjadi rumah ikan. Jadi mancing di seamount reef tentusaja lebih menjanjikan disbanding lokasi lain. Bahkan ikan yang di dapatpun lebih variatif seperti ikan dasar dan ikan pelagis. Cara melihat seamount reef dapat dilakukan dengan menggunakan depth sounder dan GPS.

0 komentar:

 
MANCING MANIA © 2008